Wednesday 12 October 2022

Hanya ada Dua Tipe Manusia - Fakta Keseharian dalam Hidup Kita

 Assalamu'alaikum wr wb

Selamat pagi semoga kita selalu dalam lindungan Alloh.

Literasi pagi

HANYA ADA DUA TIPE MANUSIA

FAKTA KESEHARIAN DALAM HIDUP KITA

Dalam hidup, tdk ada orang yg sejati, selain ibu. Ada saja orang yg bersandiwara, yg punya kepentingan, yg bermuka dua, yg jahat, yg dengki.

Jangan sampai menjadi miskin, karena miskin dijauhi atau tak punya teman. Semua sudi berteman ketika kita berlimpah. Hanya sahabat mau tetap mendekat ketika kita susah.

Bukan pikiran cemerlang yg orang hargai, tapi seberapa megah kita tampil. Tampilan bisa mengecoh, dan kita diperdaya.

Kebanyakan orang lebih respek pada uang, bukan pada siapa kita.

Semakin kita dicintai, ingat semakin berisiko kita dilukai.

Kebenaran itu sesungguhnya hal sederhana. Namun saat kita menjelaskannya, menjadi ihwal yang pelik.

Pada saat berbahagia, kita menikmati musiknya. Namun saat kita berduka, kita menghayati liriknya.

Dalam hidup orang menyimpan dua label. Penyabar saat kita tdk punya apa-apa. Dan akan seperti apa kelakuan kita saat kita punya segalanya.

Itu semua sebagian fakta keseharian dalam hidup kita, yg harus kita hadapi. Kita tdk dibesarkan sempurna menjadi pribadi yg utuh, dan yg baik. Juga tdk tentu apa berasal dari gen yg sempurna, belum tentu pula dari bibit unggul, maka lalu menjadi seseorang yg tdk semua sama.

Dalam film My Name is Khan kita melihat, bahwa dalam hidup hanya ada dua tipe manusia, yakni manusia baik dan manusia tdk baik, apapun agama, bangsa, dan warna kulitnya.

Menjadi manusia baik itu diciptakan tak ubahnya panjunan, bahan tanah liatnya baik, tapi bila dipanjunnya tdk baik, belum tentu menjadi tembikar yg baik. Ayah dan ibu cerdas saja belum tentu terlahir anak cerdas juga kalau dibesarkan tdk cerdas. Mungkin malah menjadi anak yg nakal, kriminal, dan pribadi yg menyimpang.

Jadi kasihan sebetulnya kalau kita melihat ada orang yg tdk baik. Belum tentu salahnya sendiri. Mungkin salah dibesarkan. Sekadar anak dibentak saja sudah lecet otaknya, apalagi luka batin sebab dibesarkan dengan ditampar, disakiti, atau dilukai.

Juga kalau ada orang yg pendengki, yg kurang normal, yg jahat, bukan semata sebab bibit turunan, bisa jadi salah asuhan. Cara membesarkannya yg salah. Memang sudah salah dari rumah, dan sekolahnya. 

Itu sebab semakin lemah muatan pendidikan, dan semakin kurang terdidik peran ibu, semakin bertumbuh generasi yg tergolong bukan generasi normal, alih-alih orang baik. Orang yg benar di mata orang lain. 

Pendidikan rumah dan sekolah yg membentuk superego, yg berperan sebagai polisi batin yg menahan, mengendalikan ego, dan "id", yakni sifat kebinatangan manusia. Superego diciptakan, diinternalisasikan oleh pendidikan rumah dan sekolah, maka manusia menjadir beradab.

Fakta keseharian dalam hidup yg kita semua harus hadapi, yg ikut melakukan peranan apakah kita akan tetap tdk berubah saat menghadapinya sebagai seorang pribadi, tetap menjadi diri sendiri, ketika menghadapi fakta itu semua.

Itu sebab betapa sukar meluruskan yg sudah terlanjur bengkok sejak kecil, sejak awal kehidupan. Sulitnya mengurus rakyat yg asosial, disosial, atau berkepribadian yg menyimpang, yg suka menentang, yg suka melawan, yg nyinyir, tentu sebab ada yg salah semasa kecilnya.

Tdk mudah mengubah mindset yg sudah terlanjur salah. Terlebih kalau sudah dicuci otak. Ibarat peliknya meyakinkan lalat bahwa bunga itu jauh lebih indah daripada sampah.

Mana tahu kita mungkin dilahirkan sebagai lalat, sehingga kita menjadi belajar, dan semakin bijak, eloknya harus bagaimana.

Salam mensyukuri jadi orang baik

إنَّ أثقَلَ ما وُضِع في ميزانِ المؤمِنِ يومَ القيامةِ خُلُقٌ حسَنٌ وإنَّ اللهَ يُبغِضُ الفاحشَ البذيءَ

Artinya: “Sesungguhnya perkara yang lebih berat di timbangan amal bagi seorang mu’min adalah akhlak yang baik. Dan Allah tidak menyukai orang yang berbicara keji dan kotor.” (HR At-Tirmidzi)

disarikan dari beberapa sumber

No comments:

Post a Comment